Selasa, 31 Desember 2013

Minggu, 27 Oktober 2013

algoritma dan pemograman 3 (program 2)

Program 2

/*
 * To change this template, choose Tools | Templates
 * and open the template in the editor.
 */
package phytagoreantriplettoy;

/**
 *
 * @author Syaefa
 */
public class PhytagoreanTripletToy {

    private int number=0;
    private int numberOfTriplet=0;
    final int MAX_OF_TRIPLETS = 100;

    private int[] tripletA = new int [MAX_OF_TRIPLETS];
    private int[] tripletB = new int [MAX_OF_TRIPLETS];
    private int[] tripletC = new int [MAX_OF_TRIPLETS];

    public PhytagoreanTripletToy(int number) {
        this.number = number;
        bruteForce();
    }
    public int getNumberOfTriplet() {
        return numberOfTriplet;
    }
    public int getNumber() {
        return number;
    }
    public void bruteForce () {
        for (int i=1;i<=number;i++) {
            for (int j=1;j<=number;j++) {
                for (int k=1;k<=number;k++) {
                    if (i*i == (j*j + k*k)) {
                        tripletA[numberOfTriplet] = i;
                        tripletB[numberOfTriplet] = j;
                        tripletC[numberOfTriplet] = k;
                        numberOfTriplet++;
                        if (numberOfTriplet == MAX_OF_TRIPLETS) return;
                    }
                }
            }
        }
    }
    public String toString() {
        String str="";
        for (int i=0;i<numberOfTriplet;i++)
            str += tripletA[i]+"\t"+tripletB[i]+"\t"+tripletC[i]+"\n";
        return str;
    }
    static void test () {
        System.out.println(new PhytagoreanTripletToy(10));
    }
    public static void main(String[] args) {
        test();
    }
}
    /**
     * @param args the command line arguments
     */

        // TODO code application logic here


    public String getGeometry() {

        return "Lingkaran";
    }
    public double area () {
        return PI * radius * radius;
    }
    public double circumference () {
        return 2.0 * PI * radius;
    }
}

    /**
     * @param args the command line arguments
     */


        // TODO code application logic here

aloritma dan pemograman 3

Program 1

/*
 * To change this template, choose Tools | Templates
 * and open the template in the editor.
 */
package polymorphismToyJava;

public class PolymorphismToyJava {
    static void test(){
        RectangleToy theRectangle = new RectangleToy(100,200);
        SquareToy theSquare = new SquareToy(100);
        CircleToy theCircle = new CircleToy(100);

        printGeometry(theRectangle);
        printGeometry(theSquare);
        printGeometry(theCircle);
     }
    public static void main(String[]args){
            test();
    }

static void printGeometry(GeometryToy theG) {
    System.out.println("======================================");
    System.out.println("Geometry          :"+theG.getGeometry());
    System.out.println("Luas geometri     :"+theG.area());
    System.out.println("Keliling geometri :"+theG.circumference());
 }
}

abstract class GeometryToy{
    abstract public String getGeometry();
    abstract public double area();
    abstract double circumference();
}

class RectangleToy extends GeometryToy{
    double width,height;
    public RectangleToy(double newWidht, double newHeight){
        width = newWidht;
        height = newHeight;
    }
public String getGeometry(){
    return "Persegi Panjang";
    }
public double area() {
    return width * height;
}
public double circumference (){
    return 2 * (width + height);
 }
}

class SquareToy extends GeometryToy {
    double side;
    public SquareToy (double newSide){
        side = newSide;
   }
    public String getGeometry() {
        return "Bujur Sangkar";
 }
    public double area() {
        return side * side;
    }
    public double circumference(){
        return 4 * side;
    }
}
class CircleToy extends GeometryToy {
    final double PI=3.14159;
    double radius;
    public CircleToy (double newRadius) {
        radius = newRadius;
   }
    public String getGeometry() {
        return "Lingkaran";
    }
    public double area () {
        return PI * radius * radius;
    }
    public double circumference () {
        return 2.0 * PI * radius;
    }
}

    /**
     * @param args the command line arguments
     */


        // TODO code application logic here

Senin, 29 April 2013

sejarah sepak bola



 

Asal muasal sejarah munculnya olahraga sepak bola masih mengundang perdebatan. Beberapa dokumen menjelaskan bahwa sepak bola lahir sejak masa Romawi, sebagian lagi menjelaskan sepak bola berasal dari tiongkok. FIFA sebagai badan sepak bola dunia secara resmi menyatakan bahwa sepak bola lahir dari daratan Cina yaitu berawal dari permainan masyarakat Cina abad ke-2 sampai dengan ke-3 SM. Olah raga ini saat itu dikenal dengan sebutan “tsu chu “.

Dalam salah satu dokumen militer menyebutkan, pada tahun 206 SM, pada masa pemerintahan Dinasti Tsin dan Han, masyarakat Cina telah memainkan bola yang disebut tsu chu. Tsu sendiri artinya “menerjang bola dengan kaki”. sedangkan chu, berarti “bola dari kulit dan ada isinya”. Permainan bola saat itu menggunakan bola yang terbuat dari kulit binatang, dengan aturan menendang dan menggiring dan memasukkanya ke sebuah jaring yang dibentangkan diantara dua tiang.

Versi sejarah kuno tentang sepak bola yang lain datangnya dari negeri Jepang, sejak abad ke-8, masyarakat disana telah mengenal permainan bola. Masyarakat disana menyebutnya dengan: Kemari. Sedangkan bola yang dipergunakan adalah kulit kijang namun ditengahnya sudah lubang dan berisi udara.

Menurut Bill Muray, salah seorang sejarahwan sepak bola, dalam bukunya The World Game: A History of Soccer, permainan sepak bola sudah dikenal sejak awal Masehi. Pada saat itu, masyarakat Mesir Kuno sudah mengenal teknik membawa dan menendang bola yang terbuat dari buntalan kain linen.

Sisi sejarah yang lain adalah di Yunani Purba juga mengenal sebuah permainan yang disebut episcuro, tidak lain adalah permainan menggunakan bola. Bukti sejarah ini tergambar pada relief-relief museum yang melukiskan anak muda memegang bola dan memainkannya dengan pahanya.

Sejarah sepak bola modern dan telah mendapat pengakuan dari berbagai pihak, asal muasalnya dari Inggris, yang dimainkan pada pertengahan abad ke-19 pada sekolah-sekolah. Tahun 1857 beridiri klub sepak bola pertama di dunia, yaitu: Sheffield Football Club. Klub ini adalah asosiasi sekolah yang menekuni permainan sepak bola.

Pada tahun 1863, berdiri asosiasi sepak bola Inggris, yang bernama Football Association (FA). Badan ini yang mengeluarkan peraturan permainan sepak bola, sehingga sepak bola menjadi lebih teratur, terorganisir, dan enak untuk dinikmati penonton.

Selanjutnya tahun 1886 terbentuk lagi badan yang mengeluarkan peraturan sepak bola modern se dunia, yaitu: International Football Association Board (IFAB). IFAB dibentuk oleh FA Inggris dengan Scottish Football Association, Football Association of Wales, dan Irish Football Association di Manchester, Inggris.

Sejarah sepak bola semakin teruji hingga saat ini IFAB merupakan badan yang mengeluarkan berbagai peraturan pada permainan sepak bola, baik tentang teknik permainan, syarat dan tugas wasit, bahkan sampai transfer perpindahan pemain.

 


 

MANUSIA DAN PENDERITAAN


Manusia dan Penderitaan


Manusia memiliki dua sisi dalam hidupnya, yaitu ada sisi bahagia dan sisi penderitaan. Ada kalanya manusia mengalami kebahagiaan, namun kehidupan manusia itu sendiri kurang lengkap tanpa adanya penderitaan. Karena jika hanya ada kebahagiaan manusia tidak akan pernah bersyukur kepada Allah SWT yang telah menciptakannya. Allah SWT memberikan penderitaan kepada umatnya bukan untuk menyengsarakan hidupnya, hanya saja agar umatnya tidak berpaling dari-Nya. Karena itu disamping adanya rasa kebahagiaan juga ada sisi berlawanan yaitu penderitaan.

Penderitaan berasal dari kata derita yang artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Intensitas penderitaan masing-masing orang berbeda. Namun penderitaan akan di alami oleh semua orang, karena sudah menjadi "resiko" hidup. Penyebab penderitaan juga macam-macam. Ia datang kepada kita dalam bentuk sakit, gagal dalam usaha, diperlakukan secara tidak adil, mengalami duka cita karena kematian orang yang kita kasihi, musibah seperti bencana alam. Singkatnya ada banyak penyebab penderitaan. Apa pun penyebabnya, penderitaan selalu ada.

Mengangkat dari kisah kehidupan nyata yang dialami oleh Gitta Sessa Wanda Cantika (Keke) dalam judul bukunya "Surat Kecil Untuk Tuhan". Gadis berusia 13 tahun yang harus mengalami penderitaan berat dalam hidupnya, yaitu terkena penyakit kanker jaringan lunak atau Rabdomiosarkoma dan ia menjadi orang pertama di Indonesia yang mengalami penyakit itu. Para dokter dan ahli medis pun tidak mampu menyembuhkan kanker ganas itu. Kanker yang hanya sebesar kuku jari itu menyerang bagian pelipis mata dan membuat sebagian wajah Keke bengkak sebesar bola tenis, mata Keke buta dan kehilangan pernafasan hidung sebelah kiri. Penyakit itu telah membuat Keke kehilangan masa remaja nya serta cita-citanya untuk menjadi penyanyi dan model. Meskipun Keke sempat sembuh dari penyakit itu dan ia masih bisa mengikuti ujain sekolah, namun kanker ganas itu menyerang Keke lagi. Meskipun penderitaan yang dialami nya sangatlah berat gadis ini masih tetap bersyukur karena selalu ada orang-orang terkasih disampingnya yang memberikan semangat sampai akhir hidupnya. Ia tidak pernah menyesali apa yang telah Allah berikan kepadanya. Ia masih bisa bersyukur karena Allah masih mengijinkan ia mengikuti ujian sekolah dan berkumpul dengan keluarga walaupun hanya sesaat.

Melihat kisah penderitaan Keke, manusia memang tidak terlepas dari sisi penderitaan. Allah menginginkan kita mengintropeksi diri kita, jangan pernah sesali apa yang terjadi. Bersyukurlah dalam keadaan apapun.
Sobat.. bila ada tawa di dunia ini, maka akan ada tangis disampingnya - Surat Kecil Untuk Tuhan

SUMBER
 

Narkoba dan dampaknya


NARKOBA DAN DAMPAKNYA

 

Narkoba (singkatan dari NarkotikaPsikotropika dan Bahan Adiktif berbahaya lainnya) adalah bahan/zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum, dihirup, maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis.



Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 22 tahun 1997). Yang termasuk jenis Narkotika adalah :

§  Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.

§  Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campuran-campuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas.

§  Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-Undang No. 5/1997). Zat yang termasuk psikotropika antara lain:

§  Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandarax, Amfetamine, Fensiklidin, Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-shabu, LSD (Lycergic Alis Diethylamide), dsb.

§  Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis maupun sintetis yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau kokaina yang dapat mengganggu sistim syaraf pusat, seperti:

§  Alkohol yang mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing (bahan pelarut) berupa zat organik (karbon) yang menghasilkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh minuman yang beralkohol atau obat anaestetik jika aromanya dihisap. Contoh: lem/perekat, aceton, ether, dsb.

Jenis Narkoba menurut efeknya

Dari efeknya, narkoba bisa dibedakan menjadi tiga:

1.     Depresan, yaitu menekan sistem sistem syaraf pusat dan mengurangi aktifitas fungsional tubuh sehingga pemakai merasa tenang, bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tak sadarkan diri. Bila kelebihan dosis bisa mengakibatkan kematian. Jenis narkoba depresan antara lain opioda, dan berbagai turunannya seperti morphin dan heroin. Contoh yang populer sekarang adalah Putaw.

2.     Stimulan, merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan serta kesadaran. Jenis stimulan: Kafein, Kokain, Amphetamin. Contoh yang sekarang sering dipakai adalah Shabu-shabu dan Ekstasi.

3.     Halusinogen, efek utamanya adalah mengubah daya persepsi atau mengakibatkan halusinasi. Halusinogen kebanyakan berasal dari tanaman seperti mescaline dari kaktus dan psilocybin dari jamur-jamuran. Selain itu ada jugayang diramu di laboratorium seperti LSD. Yang paling banyak dipakai adalah marijuana atau ganja.

Penyalahgunaan Narkoba

Kebanyakan zat dalam narkoba sebenarnya digunakan untuk pengobatan dan penefitian. Tetapi karena berbagai alasan – mulai dari keinginan untuk coba-coba, ikut trend/gaya, lambang status sosial, ingin melupakan persoalan, dll. – maka narkoba kemudian disalahgunakan. Penggunaan terus menerus dan berianjut akan menyebabkan ketergantungan atau dependensi, disebut juga kecanduan.

Tingkatan penyalahgunaan biasanya sebagai berikut:

1.     coba-coba

2.     senang-senang

3.     menggunakan pada saat atau keadaan tertentu

4.     penyalahgunaan

5.     ketergantungan

Dampak penyalahgunaan Narkoba

Bila narkoba digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran yang telah ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan. Kecanduan inilah yang akan mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan pada sistem syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru, hati dan ginjal.

Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung pada jenis narkoba yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi pemakai. Secara umum, dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis maupun sosial seseorang.

Dampak Fisik:

1.     Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi

2.     Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah

3.     Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim

4.     Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru

5.     Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur

6.     Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan padaendokrin, seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi seksual

7.     Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid)

8.     Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya

9.     Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan kematian

Dampak Psikis:

1.     Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah

2.     Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga

3.     Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal

4.     Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan

5.     Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri

Dampak Sosial:

1.     Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan

2.     Merepotkan dan menjadi beban keluarga

3.     Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram

Dampak fisik, psikis dan sosial berhubungan erat. Ketergantungan fisik akan mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak mengkonsumsi obat pada waktunya) dan dorongan psikologis berupa keinginan sangat kuat untuk mengkonsumsi (bahasa gaulnya sugest). Gejata fisik dan psikologis ini juga berkaitan dengan gejala sosial seperti dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri, pemarah, manipulatif, dll.

Bahaya bagi Remaja

Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan membentuk perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. Karena itulah bila masa anak-anak dan remaja rusak karena narkoba, maka suram atau bahkan hancurlah masa depannya.

Pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya hidup, serta bersenang-senang besar sekali. Walaupun semua kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi hal itu bisa juga memudahkan remaja untuk terdorong menyalahgunakan narkoba. Data menunjukkan bahwa jumlah pengguna narkoba yang paling banyak adalah kelompok usia remaja.

Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para remaja tertular dan menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini telah terbukti dari pemakaian narkoba melalui jarum suntik secara bergantian. Bangsa ini akan kehilangan remaja yang sangat banyak akibat penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan remaja sama dengan kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa.

Apa yang masih bisa dilakukan?

Banyak yang masih bisa dilakukan untuk mencegah remaja menyalahgunakan narkoba dan membantu remaja yang sudah terjerumus penyalahgunaan narkoba. Ada tiga tingkat intervensi, yaitu

1.     Primer, sebelum penyalahgunaan terjadi, biasanya dalam bentuk pendidikan, penyebaran informasi mengenai bahaya narkoba, pendekatan melalui keluarga, dll. Instansi pemerintah, seperti halnya BKKBN, lebih banyak berperan pada tahap intervensi ini. kegiatan dilakukan seputar pemberian informasi melalui berbagai bentuk materi KIE yang ditujukan kepada remaja langsung dan keluarga.

2.     Sekunder, pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan (treatment). Fase ini meliputi: Fase penerimaan awal (initialintake)antara 1 – 3 hari dengan melakukan pemeriksaan fisik dan mental, dan Fase detoksifikasi dan terapi komplikasi medik, antara 1 – 3 minggu untuk melakukan pengurangan ketergantungan bahan-bahan adiktif secara bertahap.

3.     Tertier, yaitu upaya untuk merehabilitasi merekayang sudah memakai dan dalam proses penyembuhan. Tahap ini biasanya terdiri atas Fase stabilisasi, antara 3-12 bulan, untuk mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakat, dan Fase sosialiasi dalam masyarakat, agar mantan penyalahguna narkoba mampu mengembangkan kehidupan yang bermakna di masyarakat. Tahap ini biasanya berupa kegiatan konseling, membuat kelompok-kelompok dukungan, mengembangkan kegiatan alternatif, dll. [via]

 

Manusia dan Lingkungan


Masalah Lingkungan Hidup Bagi Manusia


 

Masalah lingkungan semakin lama semakin besar, meluas, dan serius. Ibarat bola salju yang menggelinding, semakin lama semakin besar. Persoalannya bukan hanya bersifat lokal atau translokal, tetapi regional, nasional, trans-nasional, dan global. Dampak-dampak yang terjadi terhadap lingkungan tidak hanya berkait pada satu atau dua segi saja, tetapi kait mengait sesuai dengan sifat lingkungan yang memiliki multi mata rantai relasi yang saling mempengaruhi secara subsistem. Apabila satu aspek dari lingkungan terkena masalah, maka berbagai aspek lainnya akan mengalami dampak atau akibat pula.

Pada mulanya masalah lingkungan hidup merupakan masalah alami, yakni peristiwa-peristiwa yang terjadi sebagai bagian dari proses natural. Proses natural ini terjadi tanpa menimbulkan akibat yang berarti bagi tata lingkungan itu sendiri dan dapat pulih kemudian secara alami (homeostasi).

Akan tetapi, sekarang masalah lingkungan tidak lagi dapat dikatakan sebagai masalah yang semata-mata bersifat alami, karena manusia memberikan faktor penyebab yang sangat signifikan secara variabel bagi peristiwa-peristiwa lingkungan. Tidak bisa disangkal bahwa masalah-masalah lingkungan yang lahir dan berkembang karena faktor manusia jauh lebih besar dan rumit (complicated) dibandingkan dengan faktor alam itu sendiri. Manusia dengan berbagai dimensinya, terutama dengan faktor mobilitas pertumbuhannya, akal pikiran dengan segala perkembangan aspek-aspek kebudayaannya, dan begitu juga dengan faktor proses masa atau zaman yang mengubah karakter dan pandangan manusia, merupakan faktor yang lebih tepat dikaitkan kepada masalah-masalah lingkungan hidup.

Oleh karena itu, persoalan-persoalan lingkunganm seperti krusakan sumber-daya alam, penyusutan cadangan-cadangan hutan, musnahnya berbagai spesies hayati, erosi, banjir, bahkan jenis-jenis penyakit yang berkembang terakhir ini, diyakini merupakan gejala-gejala negatif yang secara dominan bersumber dari faktor manusia itu sendiri. jadi, beralasan jika dikatakan, di mana ada masalah lingkungan maka di situ ada manusia.

Terhadap masalah-masalah lingkungan seperti pencemaran, banjir, tanah longsor, gaga! panen karena harna, kekeringan, punahnya berbagai spesies binatang langka, lahan menjadi tandus, gajah dan harimau mengganggu perkampungan penduduk, dan lain-lainnya, dalam rangka sistem pencegahan (preventive) dan penanggulangan (repressive) yang dilakukan untuk itu, tidak akan efektif jika hanya ditangani dengan paradigma fisik, ilmu pengetahuan dan teknologi, atau ekonomi. Tetapi karena faktor tadi, paradigma solusinya harus pula melibatkan semua aspek humanistis. Maka dalam hal ini, peran ilmu-ilrnu humaniora seperti sosiologi, antropologi, psikologi, hukum, kesehatan, religi, etologi, dan sebagainya sangat strategis dalam pendekatan persoalan lingkungan hidup.

Pustaka : Hukum lingkungan dan ekologi pembangunan Oleh Nommy Horas Thombang Siahaan,Indonesia.

 


 

Senin, 01 April 2013

Ilmu dan Teknologi Atasi Krisis Air


Tata kelola sumber daya air berpotensi memicu kekacauan sosial dan ekologis. Untuk mengatasinya dunia harus kembali ke ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kesimpulan ini terungkap dari laporan Program Lingkungan PBB (UNEP), yang dirilis Senin (24/9). Laporan ini disusun setelah mengaji 200 proyek terkait sumber daya air senilai US$7 miliar dari Global Environment Facility (GEF) yang telah berjalan selama 20 tahun terakhir.
GEF adalah proyek terbesar UNEP dan United Nations University yang didanai publik yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan memromosikan pembangunan berkelanjutan.
Laporan berjudul “Science-Policy Bridges over Troubled Waters” ini menyebutkan, daerah aliran sungai akan menjadi wilayah yang paling rentan terkena dampak negatif urbanisasi, kekeringan dan penurunan kualitas air.
Laporan ini juga menyatakan, dunia akan mengalami “kebangkrutan tata kelola air” apabila salah dalam mengambil keputusan. Kebangkrutan ini akan mengancam pertumbuhan ekonomi, keamanan pangan dan penduduk, serta pasokan energi yang rentan terkena dampak perubahan iklim.
Untuk mengatasinya, laporan ini mengumpulkan solusi-solusi terbaik dari seluruh dunia yang disusun oleh lebih dari 90 ilmuwan dari berbagai negara dengan lima pokok bahasan yaitu air tanah, danau, sungai, sumber-sumber polusi di darat serta ekosistem kelautan.
Salah satu contoh solusi yang sukses diterapkan dalam laporan ini adalah keberhasilan mengatasi masalah enceng gondok di Danau Victoria, memakai cara-cara biologis sebagai ganti dari alat-alat mekanis. Manfaat ini langsung dirasakan oleh komunitas lokal yang berhasil memertahankan keanekaragaman hayati danau tropis terbesar di Afrika tersebut.
Namun masalah yang dihadapi dunia terkait sumber daya air semakin kompleks. Laporan ini mencatat beberapa masalah penting, diantaranya:
- Kandungan oksigen di sejumlah wilayah kelautan terus turun dalam waktu yang singkat. Para peneliti menemukan lebih dari 400 zona-zona mati (marine dead zones) dengan bentangan wilayah mencapai 245.000 km2.
- Laporan ini juga menyatakan telah terjadi kenaikan jumlah panas yang tersimpan di samudra yang berdampak negatif terhadap ekosistem, permukaan air laut dan kehidupan manusia.
- Tata kelola air tanah (ground water) masih terus dipisahkan dari pengelolaan ekosistem lain dan banyak dari para pembuat keputusan yang belum memahami siklus air.
Sumber: http://www.hijauku.com/2012/09/25/ilmu-dan-teknologi-atasi-krisis-air/

Menghijaukan Kota dengan Teknologi


Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) bantu ciptakan kota dan konsumen yang ramah lingkungan.
Saat ini, separuh dari penduduk dunia tinggal di wilayah perkotaan. Permasalahan kota terus bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Buruknya layanan transportasi, sanitasi, gedung yang tidak layak pakai, hingga masalah keamanan lingkungan tidak asing lagi bagi penduduk kota-kota besar dunia termasuk di Jakarta.
Namun teknologi informasi dan komunikasi (TIK) bisa membantu pemerintah menciptakan kota yang bersih, aman dan ramah lingkungan. Hal ini terungkap dalam laporan Worldwatch Institute berjudul “State of the World 2012: Moving Toward Sustainable Prosperity” yang diterbitkan baru-baru ini.
Di Singapura misalnya, penduduk bisa menggunakan telepon genggam untuk mencek lalu lintas dan layanan transportasi. Mereka bisa menggunakan program yang menampilkan rute-rute alternatif yang bebas macet. Mereka juga bisa memeroleh informasi mengenai penundaan dan perubahan layanan transportasi publik.
“Pemerintah kota bisa memanfaatkan TIK untuk menciptakan kota yang lebih ramah lingkungan,” ujar Michael Renner, peneliti senior dari Worldwatch Institute. Kota-kota dunia bisa semakin pintar dengan bantuan infrastruktur digital. Kota bisa menggunakan lampu jalan yang dilengkapi sensor gerak untuk menghemat energi atau kartu pintar untuk membayar kereta atau bus dengan sekali gesek sehingga bisa mengurangi sampah dan memerbaiki layanan publik.
Dalam beberapa kasus, kota-kota dunia bekerja sama dengan perusahaan swasta untuk menciptakan kota yang ramah lingkungan. Kota Rotterdam di Belanda misalnya, bekerja sama dengan General Electric (GE) guna mencapai target pengurangan emisi CO2 hingga 50% dibanding tingkat emisi pada tahun 1990-an.
GE menggunakan berbagai teknologi untuk menghemat energi dan mengurangi pemborosan air. Penggunaan alat-alat TIK ini akan memangkas gas rumah kaca dalam jumlah besar di Rotterdam, yang – walau luasnya hanya sepersepuluhnya – memiliki tingkat emisi CO2 setara dengan Kota New York.
“TIK bisa menjadi alat yang sempurna walau tidak bisa menjawab semua tantangan untuk menghijaukan perkotaan,” ujar Lind, Direktur Eksekutif dan Pemimpin Redaksi “Next American City”, lembaga nirlaba yang berfokus menciptakan kota yang ramah lingkungan.
Kuncinya, menurut Lind, adalah keterbukaan data. Dengan berbagi informasi, para pembuat kebijakan akan semakin mudah menciptakan kota yang ramah lingkungan.
Contoh, Spatial Information Design Lab, lembaga milik Columbia University di New York menggunakan data tingkat kriminalitas dan buruknya fasilitas perumahan, pendidikan dan layanan kesehatan untuk mengidentifikasi lingkungan-lingkungan yang bermasalah di kota-kota besar di AS. Strategi ini berhasil mengurangi angka kejahatan sekaligus menciptakan infratruktur dan fasilitas kota yang sehat dan ramah lingkungan.
Sumber: http://www.hijauku.com/2012/09/28/menghijaukan-kota-dengan-teknologi/

Mewarnai Ruang Terbuka Mendinginkan Kota


Walau Indonesia saat ini sudah memasuki musim hujan, panas tinggi masih kita rasakan, terutama di wilayah perkotaan.
Penelitian terkini dari Berkeley Lab mengungkapkan, kondisi panas di perkotaan ini salah satunya dipicu oleh keberadaan ruang terbuka yang tertutup oleh aspal dan bahan-bahan lain berwarna gelap yang menyerap panas.
Luas ruang terbuka yang gelap dan menyerap panas ini, menurut Berkeley Lab, rata-rata mencapai 35-50% dari wilayah kota yang sebagian diantaranya (50%) adalah jalan raya dan 40% adalah lokasi parkir.
Kondisi ini menurut Haley Gilbert, peneliti dari Heat Island Group di Lawrence Berkeley National Laboratory (Berkeley Lab) sangat memrihatinkan. “Karena ruang terbuka yang gelap menyerap hampir seluruh energi matahari sehingga suhu di permukaannya akan terus naik. Hal ini pada akhirnya akan memicu kenaikan suhu di sekitarnya termasuk suhu perkotaan.”
Untuk mengatasinya, ilmuwan Berkeley Lab terus memelajari teknologi yang bisa menurunkan suhu pada ruang terbuka ini. Salah satunya adalah teknologi pendingin atap, mewarnai atap dengan warna terang sehingga mampu memantulkan lebih banyak energi matahari dan mendinginkan udara baik di dalam maupun di luar bangunan.
Menurut para peneliti, permukaan yang “dingin” bisa memancarkan energi matahari hingga 30-50% dibanding permukaan yang tertutup aspal baru yang hanya 5% atau aspal lama yang mencapai 10-20%.
Heat Island Group menggunakan sebagian lahan parkir di Berkeley Lab untuk meneliti teknologi ini. Mereka saat ini meneliti enam bahan pelapis baru untuk menggantikan atau melapisi permukaan penghasil panas. “Target kami adalah menciptakan permukaan yang mampu merefleksikan energi matahari minimal 35%,” ujar Gilbert. Lapisan pendingin ini nantinya bisa diaplikasikan pada permukaan aspal atau semen yang sudah ada.
Efektifitas pendinginan tergantung dari warna dan jenis bahan pelapis. Warna yang biasa digunakan adalah hijau, biru dan kuning. Menurut Benjamin Mandel, salah satu peneliti, ada pula bahan dan warna yang terlihat gelap namun memiliki kemampuan memantulkan cahaya yang lebih efektif karena didesain khusus untuk memantulkan sinar infra merah.
Mereka juga berupaya menciptakan lapisan yang bisa dibersihkan secara otomatis saat terjadi hujan sehingga fungsi refleksinya kembali optimal.
Selain mendinginkan kota, teknologi pendingin permukaan ini juga bisa mengurangi dampak pemanasan global dan perubahan iklim dengan memantulkan sebagian energi matahari kembali ke atmosfer.
Sumber: http://www.hijauku.com/2012/11/12/mewarnai-ruang-terbuka-mendinginkan-kota/